Thursday, 18 September 2014

Mengontrol Cairan Ketuban

Selama kehamilan, volume ketuban bisa kurang atau berlebih dan memunculkan hal yang tidak diharapkan. Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan ke dokter.

Selama kehamilan, janin dalam kantung atau selaput ketuban. Fungsi dari kantung ketuban ini di antaranya adalah melindungi janin dari benturan, member ruang agar tulang bayi berkembang dengan normal, membantu perkembangan paru-paru dan menghindarikan dari terjadinya kompresi (tekanan) pada tali pusat janin. Air ketuban juga berfungsi agar bayi dapat bergerak bebas kesegala arah dengan nyaman di dalam rahim.
Diduga, air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion. Pada awal kehamilan, cairan air ketuban terdiri dari air dan elektronik. Tetapi, air ketuban dapat bercampur dengan cairan lain yang masuk kedalam ruang amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus. Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah dengan cara ditelan oleh janin, diobsorpsi oleh usus dan kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Karenanya, setelah 12-14 minggu usia kehamilan, air ketuban akan berisi protein, lemak, fosfolipid, urin janin, dan cairan otak anensefalus.
Periksa Volume Ketuban
Cairan ketuban diproduksi sejak awal kehamilan. Volumenya terus bertambah, seiring dengan pertumbuhan janin. Saat usia kehamilan ibu sekitar 33 minggu, volume air ketuban mencapai sekitar 1-1,5 liter dan akan berkurang hingga 200 cc, ketika kehamilan sudah cukup bulan (40 minggu). Saat ketuban pecah, maka air ketuban akan berkurang jumlahnya bahkan bias mengering.
Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K) menyarankan, agar ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan pengukuran cairan ketuban. Hal itu terkait dengan kecukupan nutrisi dan oksigen bagi janin dalam kandungan. Volume normal adalah 1 liter. Cairan ketuban akan dikatakan kurang, bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc, dan berlebih jika lebih dari 1000 cc,. kelebihan atau kekurangan cairan ketuban, dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.
Oligohydramnios (Air Ketuban Sedikit)
Kekurangan cairan ketuban, biasanya memunculkan keluhan antara lain rembesan cairan ketuban yang mirip seperti keputihan. Cairan ini biasanya keluar berlebih dan terus menerus mengalir, berbau agak anyir, gerakan janin juga terasa jadi lebih keras dan menimbulkan nyeri berlebih pada ibu.
Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi fatal. Jika oligohydramnios terjadi pada trimester pertama kehamilan, berisiko menimbulkan cacat bawaan pada janin, keguguran, kelahiran prematur atau janin meninggal. Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akam sangat mengganggu tumbuh kembang janin. Dan jika terjadi menjelang persalinan, dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kelahiran. Seperti, tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah. Ujung-ujungnya, persalinan ibu menjadi lama atau malah ibu gagal bersalin.



 @al_otcdgs..

No comments:

Post a Comment